Blog

BOLEHKAH IBU HAMIL BERPUASA ?

Banner
Puasa merupakan kewajiban seluruh umat muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Puasa mengharuskan menahan lapar dan haus dari pagi hari (terbit fajar) hingga sore hari (terbenam matahari) atau kurang lebih selama 14 jam. Lantas, bagaimana dengan ibu hamil dimana kebutuhan gizinya lebih besar daripada wanita pada umumnya dan fase kehamilan menentukan perkembangan janin yang di kandungnya dan Tidak menutup kemungkinan jika seorang ibu hamil ingin jalani puasa juga sebagai bentuk ibadah. Bolehkah ibu hamil menjalani ibadah puasa? Masa yang rentan ketika ibu hamil disarankan untuk tidak berpuasa adalah pada trimester pertama dan trimester terakhir masa kehamilan. Ini karena pada trimester pertama, tubuh ibu masih beradaptasi dengan keberadaan janin. Perubahan hormon, rasa mual, dan muntah masih sering dialami pada trimester pertama. Jika ibu memaksakan puasa pada masa ini, ibu hamil akan rentan dehidrasi dan kekurangan asupan bagi janin. Hal ini tentu berbahaya karena pertumbuhan janin dapat terhambat. Lalu bagaimana pada trimester kedua kehamilan? Pada masa ini ibu hamil sudah mulai nyaman dengan kehamilannya. Morning sickness sudah berkurang dan ibu sudah dapat beradaptasi dengan keberadaan janin. Pada masa ini ibu hamil boleh berpuasa, tetapi harus tetap memperhatikan asupan gizinya apakah sudah cukup atau belum, baik secara kualitas maupun kuantitas. Kemudian pada trimester akhir, janin masih terus berkembang menyempurnakan organ-organ penting sehingga disarankan ibu hamil tetap makan secara teratur untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Selain itu, saat trimester akhir, kelahiran janin bisa terjadi kapan saja dan ibu hamil diharapkan memiliki tenaga yang cukup untuk melahirkan. Maka dari itu, memenuhi kebutuhan gizi sangatlah penting pada masa-masa ini. Jika ibu merasa cukup kuat dan merasa sehat untuk berpuasa, maka ibu diperbolehkan untuk berpuasa. Tetapi ada beberapa hal yang harus dipersiapkan jika ibu hamil ingin berpuasa: • Selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan. Periksakan terlebih dahulu apakah terdapat komplikasi kehamilan yang dapat bertambah parah jika ibu berpuasa (seperti anemia dan diabetes gestasional). Bagi ibu hamil yang memiliki komplikasi kehamilan, konsultasikan terlebih dahulu rencana Anda untuk berpuasa dengan dokter atau bidan. • Jika ibu hamil terbiasa mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak (baik dari soda, kopi, teh, dan cokelat) cobalah kurangi sedikit-sedikit asupan kafein sebelum memulai masa puasa. Ini dapat mencegah Anda dari sakit kepala yang diakibatkan karena “sakau” tidak mengonsumsi kafein. Saat hamil, konsumsi kafein maksimal yang dianjurkan adalah 200 mg atau setara dengan dua cangkir kopi instan. • Jika ibu hamil masih tetap bekerja selama berpuasa, komunikasikan keadaan Anda dengan orang-orang di tempat kerja Anda. Ibu hamil yang berpuasa rentan mengalami kekurangan asupan gizi selama berpuasa. Jika aktivitasnya masih cenderung berat, maka kekurangan zat gizi semakin tinggi risikonya. • Cobalah untuk membuat diari makanan. Ibu hamil dapat mencatat apa saja makanan dan minuman yang dikonsumsi. Dengan cara ini, ibu hamil dapat menghitung berapa jumlah asupan kalori per hari sehingga dapat mencegah terjadinya kekurangan asupan. Tidak semua ibu hamil boleh berpuasa. Berikut adalah beberapa kondisi dimana ibu hamil tidak disarankan berpuasa: • Jika kenaikan berat badan ibu hamil tidak sesuai dengan yang seharusnya. Kenaikan berat badan yang kurang dari seharusnya dapat dikarenakan kurangnya asupan gizi selama puasa. Segeralah periksakan ke dokter jika Anda mengalami penurunan berat badan yang signifikan. • Ibu hamil merasa sangat haus, buang air kecil tidak sebanyak biasanya, dan urin berubah warna menjadi pekat dan berbau menyengat. Ini merupakan tanda dehidrasi dan membuat ibu hamil rentan terkena infeksi saluran kemih. • Jika ibu hamil tiba-tiba sakit kepala, demam, serta mengalami rasa sakit yang tidak biasa. • Saat ibu hamil merasa mual, lemas, dan mulai muntah-muntah. Jika Anda merasa lelah meskipun sudah beristirahat, Anda bisa membatalkan puasa Anda dengan minum cairan oralit untuk mengembalikan ion tubuh yang hilang selama puasa. • Jika ibu hamil merasakan adanya perbedaan pada gerakan bayi seperti misalnya bayi tidak bergerak seaktif biasanya. Jadi kesimpulannya Ibu hamil tetap boleh menjalankan ibadah puasa. Namun demikian syarat dan ketentuan berlaku baik secara syariah ataupun secara medis. Dan jika mengalami gejala-gejala yang tidak sesuai segeralah datang ke Rumah Sakit Baitul Hikmah untuk konsultasi dengan dokter spesialis kandungan agar mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.